Thursday, February 11, 2010

LATIHAN KOMSAS : NOVEL KAPTEN HASSAN

TEKNIK PLOT :

1. DIALOG
2. IMBAS MUKA
3. IMBAS KEMBALI
4. SASPEN

1. Berdasarkan novel Kapten Hassan, huraikan SATU contoh bagi setiap teknik plot yang dinyatakan di atas.

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

( 10 markah)





NILAI DALAM NOVEL KAPTEN HASSAN:

KEGIGIHAN
KEBERANIAN
KASIH SAYANG

2. Nyatakan TIGA CONTOH nilai tersebut.
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________


Tema merupakan persoalan pokok dalam sesebuah novel. Persoalan pula merupakan persoalan sampingan yang berkaitan dengan tema sesuatu cerita.

3. Berdasarkan pernyataan di atas, nyatakan TEMA novel Kapten Hassan dan huraikan 4 PERSOALAN sampingan yang tedapat dalam novel Kapten Hassan.
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________


4. Senaraikan 4 jenis gaya bahasa yang terdapat dalam novel Kaptem Hassan berserta contoh bagi setiap jenis gaya bahasa tersebut.
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________


LATAR:

TEMPAT
MASYARAKAT
MASA

5. Berdasarkan jadual di atas, terdapat 3 latar yang terdapat dalam sesebuah cerita. Nyatakan DUA CONTOH bagi setiap latar tersebut.
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Monday, February 8, 2010

Bahasa Malaysia : Teknik menjawab Kertas 2. Bahagian D (KOMSAS)

Bahasa Malaysia Kertas Dua : BAHAGIAN D (KOMSAS)

NOVEL

Pengenalan

- Bahagian D meminta calon menjawab soalan yang berkaitan dengan novel wajib bagi setiap zon.

- Masa yang dicadangkan untuk menjawab soalan D ialah 10 minit.

- Hanya satu soalan novel yang dikemukakan.

- Setiap calon wajib menjawab soalan tersebut dan tiada pilihan soalan lain.

- Calon mesti mengkaji tiga buah novel, sebuah dari tingkatan satu, sebuah dari tingkatan dua dan sebuah dari tingkatan tiga.

- Soalan perbandingan antara dua buah novel juga mungkin dikemukakan.

- Markah maksimum ialah 10 markah

Teknik Menjawab

- Baca soalan sekurang-kurangnya dua kali untuk memahami kehendak soalan.

- Kemudian, rangka isi jawapan berdasarkan kehendak soalan.

- Jawapan mesti ditulis dalam bentuk perenggan.

- Jawapan dalam bentuk isi-isi penting atau nota ringkas tidak dibenarkan.

- Jawapan mesti ditulis dalam ayat yang lengkap.

- Setiap jawapan yang diberi mesti mengandungi sekurang-kurangnya tiga isi.

- Setiap isi perlu dihuraikan dengan

a. Pernyataan

b. Huraian, dan

c. Contoh

- Panjang jawapan sekitar 80 hingga 120 patah perkataan.

- Soalan bahagian ini adalah berdasarkan novel-novel yang dikaji mengikut zon masing-masing.

- Antara aspek yang disoal adalah dari aspek-aspek sasteranya seperti sinopsis, tema, persoalan, perwatakan, plot, latar, gaya bahasa, nilai,dan pengajaran.

- Selain itu, pelajar juga mesti mengelakkan daripada melakukan banyak kesalahan dari aspek tatabahasa dan ejaan, kerana terdapat markah untuk bahasa dalam soalan ini.

- Jika ada masa, tulislah sebanyak mungkin isi kerana isi yang salah tidak akan ditolak markah, manakala isi yang betul akan diberikan markah.

Contoh Soalan:

Jawapan mestilah berdasarkan satu daripada novel yang telah anda kaji sama

ada di Tingkatan 1,Tingkiatan 2, atau Tingkatan 3 seperti senarai di bawah.

1. Meniti Kaca (Raja Sabarudin Raja Abdullah)

2. Anak Din Biola (Maaruf Mahmud)

3. Aku Anak Timur (Siti Aminah Hj. Yusuf)

4. Limpahan Darah di Sungai Semur (Zakaria Salleh)

5. Pahlawan Pasir Salak (Mohd. Ismail Sarbini)

6. Tragedi Empat Disember (Dzul Karnain Ithnain)

7. Timulawak Kapal Perang (Azmah Nordin)

8. Kapten Hassan Wira Bangsa Harun Johari)

9. Panas Salju (Talib Samad)

10. Merdeka! Merdeka! (A Rahman Hanafiah)

11. Ekspedisi (Mohd. Ghazali Tocheh)

12. Kanang Cerita Seorang Pahlawan (Maznan Nordin)



Apakah yang dimaksudkan dengan teknik plot? Terangkan dua teknik plot yang

digunakan dalam novel yang anda kaji.

Contoh Jawapan:


Novel yang saya kaji ialah Novel Tragedi Empat Disember karya Dzul Karnain Ithnain. Terdapat teknik plot dalam novel tersebut. Teknik plot bermaksud cara pengarang menulis sesebuah cerita. Antara teknik yang digunakan oleh pengarang adalah seperti teknik dialog iaitu ucapan atau kata-kata yang diucapkan oleh watak. Teknik pemerian pula disampaikan secara langsung oleh pengarang kepada pembaca dengan tujuan memberi gambaran sebenar. Teknik imbas kembali pula adalah penyusunan cerita yang meminta watak mengimbau kembali masa lalu dan hal ini memberi keyakinan kepada pembaca. Teknik lain ialah seperti teknik suspens, teknik monolog dalaman, teknik kejutan dan juga teknik imbas muka.

Dua teknik plot yang digunakan dalam Novel Tragedi Empat Disember ialah Teknik Monolog Dalaman dan Teknik Imbas Muka. Dalam novel ini Teknik Monolog dalaman yang digunakan adalah percakapan dalam diri watak utama iaitu Azam. Percakapan ini dapat dilihat melalui gerak hati dan biasanya penggunaan monolog dalaman menggambarkan gejolak batin dan fikiran watak. Contohnya, Azam resag dengan tiba-tiba sahaja. Entah mengapa hatinya berdebar. Hatinya tertanya-tanya – milik syarikat penerbangan manakah kapal terbang itu? Milik syarikat luar negara atau milik syarikat tempatan?

Teknik imbas muka pula disampaikan melalui proses khayalan, mimpi, renungan, ramalan, kata-kata kiasan atau sindirian. Dalam novel ini teknik ini digunakan ketika Azam mengingat kembali peristiwa ketika di Jeti. Contohnya, “Jika berlaku sesuatu kemalangan, kita boleh berenang ke tepi. Kalau terlalu jauh ke tengah, kita boleh mati lemas.” Begitulah kata Azam ketika mereka akan bertolak dari pangkalan di Pantai Lido pagi tadi.

Demikianlah dua teknik plot yang terdapat dalam Novel Tragedi Empat Disember. Teknik tersebut memberikan kesan yang sungguh mendalam.

Friday, February 5, 2010

Aspek-aspek dalam KOMSAS

Sinopsis

1. Ringkasan cerita lebih kurang 100 -150 patah perkataan.
2. Mengandungi huraian cerita mengikut urutan masa berdasarkan plot.
Tema dan Persoalan
1. Tema ialah persoalan utama yang diungkapkan dalam sesuatu karya, sama ada secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit).
2. Persoalan bermaksud perkara-perkara sampingan atau isi yang lebih kecil yang ada hubungannya dengan tema sesuatu karya.

Watak dan Perwatakan

1. Watak ialah pelaku atau tokoh dalam sesuatu karya yang menggerakkan cerita dengan cara berinteraksi sesama watak dan alam.
2. Perwatakan pula ialah pelukisan tentang watak dari aspek luaran dan dalaman.
3. Pelukisan watak itu boleh dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung olen pengarang melalui aksi, tutur kata, atau watak-watak berkenaan.
4. Dalam sesuatu cerita lazimnya terdapat istilah yang berkaitan dengan aspek watak, iaitu watak utama, watak sampingan, watak bundar, watak pipih, watak dinamik, watak statik, protagonis dan antagonis.
5. Sifat perwatakan digambarkan melalui tindak-tanduknya, cara berfikir, cara bercakap, rupa paras, fizikalnya, kepercayaannya dan ideologi, serta gambaran perasaan seseorang atau watak itu.
6. Watak pipih lazimnya tidak kompleks, tidak berkembang, dan tidak memeranjatkan pembaca.
7. Watak bulat amat menarik kerana watak jenis ini menuju ke pelbagai arah sama ada menambah pengalamannya, mengubah sikapnya, dan fizikalnya.
8. Watak dinamik ialah watak yang mengalami pelbagai konflik, persoalan, dan permasalahan dari awal hingga akhir.
9. Watak statik atau kaku tidak mengalami apa-apa perubahan, perkembangan, dan tidak bergerak.
10. Watak yang berperanan amat penting disebut watak utama. Watak yang kurang penting dalam cerita disebut watak sampingan.
11. Watak protagonis ialah watak utama dalam sesebuah cereka. Watak ini tidak semestinya orang yang baik, tampan, dan berperikemanusiaan. Dia mungkin diktator, koruptor, penjenayah, dan sebagainya. Watak antagonis menjadi penentang atau lawan kepada watak protagonis.

Plot

1. Plot ialah sesuatu yang menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam sesebuah cerita. Setiap penstiwa dari awal hingga akhir berdasarkan hukum sebab dan akibat.
2. Plot mengemukakan perkara yang terjadi dan sebab perkara itu terjadi. Setiap perkara berhubungan berdasarkan faktor-faktor sebab dan akibat.
3. Susunan cerita bergantung pada fantasi dan kreativiti pengarang. Plot dirangka dengan teliti dan tidak semestinya berurutan peristiwanya dari awal hingga akhir atau kronologi. Plot ialah penyusunan kronologi yang diubah suai mengikut kemahuan pengarang.
4. Teknik penyusunan plot yang menarik ialah penyusunan peristiwa secara tidak kronologi. Pengarang haruslah cekap, kreatif, dan bijaksana menyusunnya sehingga mencapai peleraian.
5. Permulaan plot ialah peringkat permulaan (eksposisi), iaitu untuk memperkenalkan watak-watak, latar, dan suasana.
6. Perkembangan plot mengakibatkan konflik.
7. Peristiwa berkembang kepada peringkat pertengahan cerita, iaitu perumitan (komplikasi).
8. Perumitan menuju kepada puncak (klimaks) apabila tercapainya konsentrasi yang maksimum.
9. Kemudian urutan cerita menuju kepada peleraian. Kadang-kadang puncak dijadikan pengakhiran cerita bagi sesetengah cereka.

Teknik Plot

1. Teknik plot ialah cara pengarang mengembangkan plot ceritanya supaya menarik.
2. Antara teknik plot termasuklah seperti yang berikut:

(a) Imbas kembali
1. Imbas kembali merupakan suatu teknik pengarang mengenang semula peristiwa yang pernah dialaminya.
2. Peristiwa itu boleh diimbas kembali melalui pemerian pengarang atau khayalan, dialog, monolog, atau monolog dalaman

(b) Imbas muka
1. Imbas muka merupakan cara pengarang memberikan bayangan awal atau ramalan tentang sesuatu peristiwa yang akan berlaku kesan daripada aksi-aksi watak dalam cerita berkenaan.
2. Imbas muka dapat mewujudkan keyakinan dalam kalangan pembaca terhadap sesuatu yang akan berlaku.

(c) Saspens
1. Saspens atau ketegangan ialah peristiwa dalam cerita yang menimbulkan keadaan tertanya-tanya atau perasaan ingin tahu di kalangan pembaca tentang peristiwa yang akan berlaku selanjutnya.

(d) Konflik
1. Konflik merupakan pertentangan antara dua pihak atau dua kekuatan dalam satu urutan plot.
2. Konflik boleh berlaku secara dalaman, iaitu konflik dalam diri watak dan secara luaran, iaitu antara watak dengan watak yang lain atau antara watak dengan alam sekitar.
3. Konflik dapat juga digambarkan melalui pertentangan pendapat, idea, sikap, atau pemikiran?

(e) Kejutan
1. Kejutan ialah perubahan dalam urutan peristiwa yang berlaku secara tiba-tiba tanpa diduga oleh pembaca.
2. Lazimnya, kesan yang timbul daripada kejutan tidak sama dengan yang diduga oleh pembaca.

(f) Dialog
1. Dialog merupakan pertuturan antara dua watak atau lebih daripada dua watak.
2. Melalui dialog antara watak-watak inilah biasanya tergambar pendapat atau fikiran yang berkaitan dengan tema.

Latar
Latar berperanan memberikan suasana kepada peristiwa dan manusia yang terdapat dalam cerita.
Latar penting dalam mengembangkan tema, persoalan, plot, watak, dan perwatakan. Idea, plot, dan watak akan lebih hidup jika berada dalam situasi pelbagai latar.
Latar merangkumi pelukisan geografi, topografi, pemandangan, bangunan, peralatan, tanggungjawab watak, waktu, dan sebagainya.
Latar terbahagi kepada empat jenis, iaitu:

(a) Latar tempat
Merupakan ruang atau tempat peristiwa berlaku yang berkaitan dengan lokasi geografi.

(b ) Latar waktu atau masa
Menunjukkan masa peristiwa berlaku seperti zaman, era, sejarahnya, atau musimnya.

(c) Latar masyarakat atau citra masyarakat
Menunjukkan gambaran keadaan masyarakat dalam cerita merangkumi bangsa atau etnik, status dan kehidupan sosial, ekonomi, dan sebagainya yang bersesuaian dengan watak.

(e) Latar peralatan cerita dan watak
Alatan yang digunakan oleh watak dalam sesebuah cerita.

Sudut Pandanqan (Aspek pilihan sahaja)

Sudut pandangan berperanan untuk mengisahkan sesuatu cerita dan menjelaskan pihak yang men-ceritakan sesuatu kisah. Maka sudut pandangan mempunyai hubungan yang erat dengan watak.
Menurut Anwar Ridhwan (1985), sudut pandangan ialah cara bagaimana pembaca dihidangkan dengan bahan cerita atau bagaimana pengarang memilih cara yang terbaik untuk menyampaikan ceritanya.

Teknik sudut pandangan:

(a) Sudut pandangan orang, pertama

Pengarang bercerita sendiri atau terlibat dalam cerita sebagai watak utama atau watak sampingan. Sudut pandangan ini disebut sebagai gaya aku, iaitu cerita iru dibawakan seluruhnya oleh watak aku, orang pertama, secara subjektif. Maknanya pengarang terlibat secara aktif. Teknik ini digunakan untuk menjadikan cerita lebih realistik.

(b) Sudut pandangan orang ketiga tidak terbatas

Kerap digunakan oleh pengarang yang mengisahkan ceritanya melalui watak lain menggunakan kata ganti nama diri ketiga, iaitu dia dan mereka atau lengkap dengan nama. Pengarang bersikap serba tahu dan bebas bercerita untuk mengemukakan emosi, fikiran, dan pergolakan jiwa watak-watak.

(c) Sudut pandangan orang ketiga terbatas

Pengarang tidak menceritakan semua peristiwa atau watak tetapi hanya akan memilih watak-watak tertentu dan penceritaannya tertumpu kepada mereka. Watak-watak lain diceritakan serba sedikit sahaja.

(d) Sudut pandangan objektif

Pengarang hanya menceritakan segala sesuatu yang dilihat dan didengarnya (melapor) dan masih menggunakan kata ganti nama diri ketiga. Bezanya pengarang tidak terlibat dalam cerita. Maka pembaca berpeluang membuat penilaian sendiri terhadap cerita tersebut.

Gaya Bahasa
Jenis Gaya Bahasa Huraiannya

(a) Diksi • Bermaksud pemilihan dan penyusunan kata-kata oleh pengarang daiam karyanya
• Harus memperlihatkan kesesuaian kata yang dipilih dengan tema dan persoalan, latar, watak, dan mesej

(b) Ayat • Merujuk kepada cara pengarang membina dan menyusun ayat daiam karyanya, misalnya ayat pendek dan ayat panjang

(c) Personifikasi • Dikenal juga sebagai perorangan atau penginsanan
• Membawa maksud tindakan pengarang memberikan sifat manusia, sama ada dari segi perasaan, perwatakan, atau tindak-tanduk kepada benda-benda mati, binatang, idea, atau hal-hal yang abstrak.
• Contohnya: ...matahari pagi bangkit daripada selimut gunung, benaknya mendandan sejuta persoalan

(d) Simile • Merupakan perbandingan yang menggunakan kata konkrit (boleh dihitung) dengan kata abstrak (tidak boleh dihitung)
• Contohnya: perahu duka, ladang kesabaran

(e) Metafora • Merupakan perbandingan secara terus atau langsung tanpa menggunakan kata-kata seperti, bak, umpama, ibarat, dan sebagainya
• Contohnya: samudera hampa, lautan fikiran

(f) Hiperbola • Merupakan sejenis bahasa kiasan untuk menyatakan sesuatu secara berlebih-lebihan daripada maksud yang sebenarnya
• Contohnya: serihu lautan sanggup diharungi

(g) Sinkope • Bermaksud penyingkatan perkataan
• Contohnya: "Apa dah jadi ni?"

(h) Rima • Bermaksud bunyi akhir suku kata pada tempat yang bersetentang antara dua baris atau lebih daripada dua baris daiam puisi
• Terdiri daripada rima awal, rima dalam, dan rima akhir

(i) Asonansi • Merupakan pengulangan bunyi vokal yang sama dalam baris-baris sajak
• Contohnya: pengulangan vokal “u” dalam baris Kerana aku penyair kupenuhi hidupku

(j) Aliterasi • Bermaksud pengulangan bunyi konsonan yang sama dalam baris sajak
• Contohnya: pengulangan konsonan m dalam baris Memacu menghimpun kekuatan

(k) Pengulangan • Berlaku pada kata, ungkapan, baris, atau rangkap yang diulang dalam sajak
• anafora - pengulangan kata pada awal baris secara berurutan. Contohnya: Tambah mengimbau sorotan kitab MUHAMMAD ! Tambah mengimbau sorotan kitab ESA !
• epifora - pengulangan kata pada akhir baris. Contohnya: ...di pundakku ...had sepiku
• repitisi - pengulangan kata dalam baris yang sama. Contohnya, orang berbunga dia berbunga

(l) Perlambangan • merupakan kata-kata yang digunakan untuk menerangkan sesuatu benda, keadaan, atau peristiwa yang membawa maksud yang lain atau maknanya lebih mendalam
• contohnya: senja melambangkan usia tua, pagi melambangkan usia muda

Nilai
Antara contoh nilai ialah:
1. Baik hati
2. Berdikari
3. Hemah tinggi
4. Hormat-menghormati
5. Kasih sayang
6. Keadilan
7. Kebebasan
8. Keberanian
9. Kebersihan mental dan fizikal
10. Kejujuran
11. Kerajinan
12. Kerjasama
13. Kesederhanaan
14. Kesyukuran
15. Rasional
16. Semangat bermasyarakat dan nilai-nilai lain yang bersesuaian.

Pengajaran

Pengajaran ialah peringatan/pedoman/perutusan/amanat/mesej yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam karyanya kepada pembaca/penonton.
Dalam karya tradisional, ia disampaikan secara tersurat/secara langsung tetapi dalam karya moden, ia disampaikan secara tersirat/tidak langsung.
Gunakan nilai sebagai asas untuk menjawab. Jika nilai positif, mulakan ayat jawapan anda dengan
- Kita hendaklah ……..
- Kita seharusnya…….
Jika nilai negatif, mulakan ayat jawapan anda dengan
- Kita jangan….
- Kita tidak boleh….
…diikuti dengan contoh dalam teks.

Tuesday, December 1, 2009

Belajar menjadi seperti ini

Saya belum lagi bergelar guru. Saya masih di sini, menjalani hidup sebagai warga kampus yang sedang belajar menjadi guru. Bukan mudah menjadi guru. Sekurang-kurangnya, inilah yang saya faham setakat ini. Pengalaman dan pengetahuan saya mengenai dunia pendidikan sangat cetek. Kalau boleh dianalogikan dengan manusia, bolehlah dikatakan, pengalaman dan pengetahuan saya tentang dunia ini masih bayi!

Saya tidak merancang untuk menjadi guru. Sangat jauh dari perancangan saya. Boleh dikatakan, tidak tersenarai pun dari senarai cita-cita saya semasa kecil. Cita-cita saya semuanya besar-besar dan hebat-hebat!. Betapa kecilnya profesion ini pada pandangan saya, dan mungkin juga pada pandangan anda. Tapi, hakikatnya, inilah profesion yang paling hebat! Mereka yang terjebak dalam dunia pendidikan ini, sama ada secara sengaja atau tidak, sebenarnya sudah menempah nama menjadi mereka yang paling hebat! Tentu anda pernah terbaca sajak Usman Awang mengenai guru dan isi sajak itu benar! Mari kita hayati sajak ini bersama! Sekadar ingatan betapa pentingnya kita beraksi sebagai guru dalam erti kata yang sebenar. Semoga saya berjaya menjadi guru yang baik!!

Berburu ke padang datar
Dapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Ibarat bunga kembang tak jadi.

Dialah pemberi paling setia
Tiap akar ilmu miliknya
Pelita dan lampu segala

Untuk manusia sebelum menjadi dewasa.
Dialah ibu dialah bapa juga sahabat
Alur kesetlaan mengalirkan nasihat
Pemimpin yang ditauliahkan segala umat
Seribu tahun katanya menjadi hikmat.

Jika hari ini seorang Perdana Menteri berkuasa
Jika hari ini seorang Raja menaiki takhta
Jika hari ini seorang Presiden sebuah negara
Jika hari ini seorang ulama yang mulia
Jika hari ini seorang peguam menang bicara
Jika hari ini seorang penulis terkemuka
Jika hari ini siapa saja menjadi dewasa
Sejarahnya dimulakan oleh seorang guru biasa
Dengan lembut sabarnya mengajar tulis-baca.
Di mana-mana dia berdiri di muka muridnya
Di sebuah sekolah mewah di lbu Kota
Di bangunan tua sekolah Hulu Terengganu
Dia adalah guru mewakill seribu buku
Semakin terpencil duduknya di ceruk desa
Semakin bererti tugasnya kepada negara.

Jadilah apa pun pada akhir kehidupanmu,
guruku
Budi yang diapungkan di dulang ilmu
Panggilan keramat "cikgu" kekal terpahat
Menjadi kenangan ke akhir hayat.
Usman Awang
1979

Isi sajak ini terkesan di hati saya. Saya harap anda juga begitu.